Jumat, 28 November 2008

JADIJADIAN

Indonesia dan Kebudayaan Jadi-jadian

  • Oleh Sony Wibisono

"KEBUDAYAAN adalah sesuatu yang tidak pernah menjadi!" ujar Anis Soleh Baasyin, budayawan dan penyair asal Pati, untuk menegaskan sifat kebudayaan.

Anis, Senin (16/4) malam, didaulat sebagai pembicara dalam "Obrolan Blung" yang dimotori Journalist Institute for Culture di Pojok 86, Karangnongko, Kudus.

Dengan penuh vitalitas Anis berusaha mengajak peserta merumuskan kembali pemahaman kebudayaan masyarakat Indonesia. "Kita seringkali tidak bisa mengidentifikasi diri. Di satu sisi, kita merasa sebagai orang Indonesia. Di sisi lain, kita sebenarnya mengkonsumsi budaya bangsa lain," kata seniman yang akrab dipanggil Habib tersebut.

Lebih lanjut, dia mengatakan masyarakat Indonesia telah dijajah dengan tata nilai barat. Nilai-nilai tersebut merasuk ke berbagai sendi kehidupan dengan halus sehingga tidak pernah disadari.

Ya, mendengar uraian Anis yang berapi-api itu saya jadi teringat tesis David Cheney yang mengatakan bahwa neokapitalisme memberikan pengaruh ideologisnya melalui kebudayaan.

Kenyataan itulah yang sekiranya harus dimengerti karena ia bukan kapitalisme tradisional, yang secara ekstrem bisa diserang kelompok sosialisme dengan perbedaan kelasnya.

Namun ideologi baru itu bersembunyi di balik nilai-nilai kebudayaan massa yang di belakangnya diikuti kepentingan dan keuntungan terhadap komoditas.

Setidaknya realitas masyarakat Indonesia yang seperti itulah yang dikritisi Anis. "Nilai-nilai lokalitas kita memang sudah kalah dengan serbuan pemikiran dari barat. Kenapa kita lebih kenal Derida, Barthes, atau Foucoult? Mengapa Ronggowarsito atau Sosrokartono serasa hilang dari budaya kita?" ujarnya memancing.

Menarik memang mengikuti pembicaraan Anis dengan vokalnya yang serak-serak basah. Sayangnya, diskusi yang digagas oleh anak-muda itu terkesan menjadi ajang obrolan orang-orang tua saja. Entah materi yang disampaikan Anis terlalu berat atau dia tidak sanggup menjembatani pemikiran filosofisnya dalam bingkai yang lebih sederhana.

Tidak ada komentar: