Rabu, 17 Januari 2007
BUDAYA
Mimikri Penebar Teror
DOKUMENTASI tentang Soeharto sejak diangkat sebagai presiden hingga mengundurkan diri membuka pementasan, malam itu, Senin (15/1). Fokus lalu berubah ke seorang aktor yang tergeletak di pinggir panggung. Perlahan sang aktor, Sony Wibisono, bangun dan berkata, "Nama saya Atmudin bin Mudinat."
Dia memperkenalkan diri sebagai petani kere. Dia berubah sejak menerima warisan dari Mas Har, pria yang ditemuinya secara tak sengaja. Dari Mas Har, Atmudin memperoleh banyak cerita tentang Sphinx. Itulah makhluk mimikri, yang bisa berubah wujud, menimbulkan wabah penyakit, penebar teror, dan sebagainya.
Sampai adegan itu, penampilan Sony cukup prima. Dia membawakan naskah monoplay karya Benny Yohanes itu secara serius, tetapi cair.
Beberapa kali dia membuat penonton tertawa. Namun tak jarang pula dia membuat penonton berkerut dahi mencerna kalimat-kalimatnya.
Sony yang merangkap sebagai sutradara masih mau berkompromi dengan penonton. Potongan dokumentasi membantu penonton memahami pertunjukan itu. Meski berkesan sekadarnya, setidaknya itu menolong penonton memahami bahwa cerita Sphinx Triple X bisa jadi ada di Indonesia, bahkan di lingkungan terdekat kita.
Ya, Mas Har berkisah berhasil mengalahkan Sphinx. Namun saat berusia menjelang senja dia baru menyadari bahwa Sphinx adalah dirinya sendiri. Atmudin pun akhirnya merasa Sphix menjalar ke tubuhnya.
Pertunjukan malam itu berlangsung di Padepokan Seni Murni Asih, Kudus. Bagi Sony, itu pertunjukan keempat. Sebelumnya dia mementaskannya di Semarang (dua kali) dan Makassar. Penyelenggara pementasan malam itu adalah Satubumi, Poentoen Studyart, dan Teater Aura Fakultas Psikologi UMK. (Adhitia Armitrianto-53)
Berita Utama | Ekonomi | Internasional | OlahragaSemarang | Sala | Pantura | Muria | Kedu & DIY | BanyumasBudaya | Wacana Cybernews | Berita Kemarin
Copyright© 1996-2004 SUARA MERDEKA
_uacct = "UA-801270-1";
_udn="suaramerdeka.com";
urchinTracker();
Tidak ada komentar:
Posting Komentar